Masuk Unsur Pentahelix, Mahasiswa Diminta Dukung Pengembangan Pariwisata
A
A
A
JAKARTA - Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Jawa Tengah, Sinoeng N. Rachmadi, berterimakasih dengan diselenggarakannya Pelatihan Dasar Sumber Daya Manusia (SDM) Kepariwisataan Goes to Campus oleh Kementerian Pariwisata.
Sinoeng sepakat bahwa pariwisata bukan saja tanggung jawab Kemenpar atau pemerintah. Tetapi menjadi tanggung jawab semua elemen. Meliputi pemerintah, akademisi, pelaku bisnis, media, dan komunitas.
“Saya setuju ungkapan bahwa mahasiswa agen perubahan. Mereka bagian dari pentahelix yang merupakan unsur kuat dalam pengembangan pariwisata. Dari mereka, kita berharap ada ide-ide brilian untuk membuat pariwisata Indonesia semakin maju dan dikenal dunia,” ujarnya, Jumat (24/5/2019).
Sinoeng menambahkan, mahasiswa memang perlu mendapat pelatihan serius terkait SDM kepariwisataan. Ia sedikit menyoroti kemampuan bahasa Inggris mahasiswa di Indonesia dengan Philipina. Menurutnya, Philipina sudah lebih respek dengan bahasa asing sehingga banyak remaja yang bahkan sudah menjadi guide.
“Itu contoh sederhana. Kita harus mencontoh semangat mereka, agar pariwisata Indonesia juga lebih maju dan menjadi yang terdepan,” tegasnya.
Deputi Bidang Industri dan Kelembagaan Kemenpar, Ni Wayan Giri Adnyani mengingatkan, pariwisata Indonesia ditarget menjadi yang terbaik di kawasan regional. Untuk itu, kerja keras harus dilakukan dengan pembenahan di segala bidang.
“Sejauh ini, pesaing utama Indonesia adalah Thailand yang mengantongi devisa pariwisata lebih dari US$ 40 miliar. Memang berat mengalahkan negara tersebut. Tapi saya yakin, selama ada tekad untuk menjadi yang terbaik, tak ada yang tak mungkin,” terangnya.
Sebagai bagian dari pentahelix, Giri mengajak mahasiswa untuk lebih ramah pada wisatawan, khususnya mancanegara. Dengan kata lain, mahasiswa harus lebih peduli dengan pariwisata Indonesia. Misalnya turut mempromosikan melalui media sosial, dengan sesekali menggunakan caption berbahasa Inggris.
Terkait Pelatihan Dasar SDM Kepariwisataan Goes to Campus, kegiatan tersebut digagas dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas dan wawasan SDM pariwisata. Khususnya yang ada di kawasan-kawasan potensial seperti Semarang. Dari kegiatan ini, ia berharap akan muncul kader-kader pariwisata yang bisa berpartisipasi dalam mengembangkan wisata.
“Mungkin sebagian dari para mahasiswa berasumsi bahwa pariwisata hanya meliputi destinasi yang indah. Yang keren buat selfie. Kita ingin membuka wawasan mereka. Kita kasih tahu jika pariwisata memiliki lebih banyak bagian dari yang mereka bayangkan,” ungkapnya.
Menteri Pariwisata Arief Yahya menuturkan, sinergi dari unsur pentahelix menjadi kunci dalam mengembangkan pariwisata Indonesia. Khususnya dalam mewujudkan target 20 juta kunjungan wisatawan mancanegara sepanjang tahun 2019.
“Pariwisata sebagai sektor andalan, harus didukung semua kalangan. Termasuk support dari sektor infrastruktur dan transportasi dalam mempercepat tercapainya target pariwisata 2019. Kita akan terus tingkatkan pariwisata Indonesia melalui berbagai cara. Jika semua bergerak, kita pasti bisa menjadi yang terdepan. Minimal di kawasan regional,” tandasnya
Sinoeng sepakat bahwa pariwisata bukan saja tanggung jawab Kemenpar atau pemerintah. Tetapi menjadi tanggung jawab semua elemen. Meliputi pemerintah, akademisi, pelaku bisnis, media, dan komunitas.
“Saya setuju ungkapan bahwa mahasiswa agen perubahan. Mereka bagian dari pentahelix yang merupakan unsur kuat dalam pengembangan pariwisata. Dari mereka, kita berharap ada ide-ide brilian untuk membuat pariwisata Indonesia semakin maju dan dikenal dunia,” ujarnya, Jumat (24/5/2019).
Sinoeng menambahkan, mahasiswa memang perlu mendapat pelatihan serius terkait SDM kepariwisataan. Ia sedikit menyoroti kemampuan bahasa Inggris mahasiswa di Indonesia dengan Philipina. Menurutnya, Philipina sudah lebih respek dengan bahasa asing sehingga banyak remaja yang bahkan sudah menjadi guide.
“Itu contoh sederhana. Kita harus mencontoh semangat mereka, agar pariwisata Indonesia juga lebih maju dan menjadi yang terdepan,” tegasnya.
Deputi Bidang Industri dan Kelembagaan Kemenpar, Ni Wayan Giri Adnyani mengingatkan, pariwisata Indonesia ditarget menjadi yang terbaik di kawasan regional. Untuk itu, kerja keras harus dilakukan dengan pembenahan di segala bidang.
“Sejauh ini, pesaing utama Indonesia adalah Thailand yang mengantongi devisa pariwisata lebih dari US$ 40 miliar. Memang berat mengalahkan negara tersebut. Tapi saya yakin, selama ada tekad untuk menjadi yang terbaik, tak ada yang tak mungkin,” terangnya.
Sebagai bagian dari pentahelix, Giri mengajak mahasiswa untuk lebih ramah pada wisatawan, khususnya mancanegara. Dengan kata lain, mahasiswa harus lebih peduli dengan pariwisata Indonesia. Misalnya turut mempromosikan melalui media sosial, dengan sesekali menggunakan caption berbahasa Inggris.
Terkait Pelatihan Dasar SDM Kepariwisataan Goes to Campus, kegiatan tersebut digagas dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas dan wawasan SDM pariwisata. Khususnya yang ada di kawasan-kawasan potensial seperti Semarang. Dari kegiatan ini, ia berharap akan muncul kader-kader pariwisata yang bisa berpartisipasi dalam mengembangkan wisata.
“Mungkin sebagian dari para mahasiswa berasumsi bahwa pariwisata hanya meliputi destinasi yang indah. Yang keren buat selfie. Kita ingin membuka wawasan mereka. Kita kasih tahu jika pariwisata memiliki lebih banyak bagian dari yang mereka bayangkan,” ungkapnya.
Menteri Pariwisata Arief Yahya menuturkan, sinergi dari unsur pentahelix menjadi kunci dalam mengembangkan pariwisata Indonesia. Khususnya dalam mewujudkan target 20 juta kunjungan wisatawan mancanegara sepanjang tahun 2019.
“Pariwisata sebagai sektor andalan, harus didukung semua kalangan. Termasuk support dari sektor infrastruktur dan transportasi dalam mempercepat tercapainya target pariwisata 2019. Kita akan terus tingkatkan pariwisata Indonesia melalui berbagai cara. Jika semua bergerak, kita pasti bisa menjadi yang terdepan. Minimal di kawasan regional,” tandasnya
(alf)